Walaupun sudah lebih 30
tahun berpisah suasana gila Apadela, 2 IPA 8, masih tersisa di kepala, makanya
Andrina mengadakan acara Temu Jidat Apadela: Kongkow Bandung. Waktu Andrina bertanya,
“Pesertanya disuruh bayar berapa?”.
Aku jawab aja, “Gratis”.
“Nggak ah!, harus bayar!”.
“Ya udah, bayar gocap”.
Rio menepati janjinya
datang ke Gedung YTKI sebelum kami berangkat, penampilannya masih necis seperti
30 tahun lalu, zaman di SMA baju seragamnya nggak pernah keluar dari celana,
sebentar-bentar dirapikan. Dia memakai topi dan nggak pernah dilepas sampai
kami berangkat, Ady si anak mama berkomentar, “Jangan-jangan udah botak”.
![]() |
Bersama Nursyasi, Rio, Willem, Budi, Uun dan Tatik |
Nursyamsi datang dengan
membawa payung besar warna-warni dan ransel berisi jas hujan, “Kata panitia
disuruh bawa payung dan jas ujan, ya aku bawalah!”, dan dia satu-satunya peserta
yang membawa perlengkapan itu, panitianya aja nggak.
Bis baru masuk gigi 1,
suasana gila dimulai, buka-buka rahasia, ketika Syamsi membaca daftar nama dan
alamat 2 IPA 8, dia bilang, “Men, kalau Syamsi itu nama aku kelas 3, waktu
kelas 1 dan 2 namaku Nursyamsi, di ijazah namaku juga Nursyamsi”.
“Kok, elo ganti-ganti
nama.???”.
Nursyamsi mulai bercerita.
Kalau dia sering bilang lupa, harap maklum aja ingatannya nggak jauh. Coba
bayangkan kelas berapa aja dia lupa, wali kelasnya siapa dia lupa, pacarnya di
SMA aja dia lupa, malahan dia pernah bertanya, “Men, dulu yang aku pacarin
siapa ya?”. Kelewatan!. Jangan-jangan dia bukan anak SMA 8.
Saat di kelas 3, dia sekelas dengan Sugiarto Jaya, orang
paling pinter di angkatan 81. Nah, dengan menggunakan nama Syamsi Kurnia,
daftar hadir Nursyamsi persis di bawah nama Sugiarto. Otomatis waktu ujian dia
berdekatan dengan Sugiarto.
“Logika aku dari dulu juga
udah jalan!”, Nursyamsi melanjutkan.
Kamipun tertawa melihat
gaya bicaranya yang lucu.
Keberuntungan berpihak
kepadanya, saat ujian akhir posisi bangku Nursyamsi persis di belakang
Sugiarto, mantap!.
![]() |
Seminggu setelah ujian
berakhir dia dipanggil wali kelas, karena hasil ujiannya sangat mencengangkan, nilainya fantastis.
“Syamsi melihat hasil
ujian, kamu punya 2 pilihan”, kata wali kelas, “Ujian kamu diulang atau nilai
ujian kamu dikurangi 2 semuanya”.
Dijatuhi 2 pilihan seperti
itu Nursyamsi tetap bersikap tenang, jawaban kepada wali kelas enteng aja, “Jangan
dong pak ujiannya diulang, kalau nilai di ijazah bapak atur-atur aja deh!, yang
penting saya lulus”.
Komentar Himawan:
Men, waktu nilai ujian diumumkan Syamsi masih tetep tersenyum puas walau masing-masing pelajaran udah dikurangin 2, masalahnya masih rata-rata 8, masih dapet profit 30% ... He he he lumayan.
Komentar Himawan:
Men, waktu nilai ujian diumumkan Syamsi masih tetep tersenyum puas walau masing-masing pelajaran udah dikurangin 2, masalahnya masih rata-rata 8, masih dapet profit 30% ... He he he lumayan.
No comments:
Post a Comment